12 Cara Menulis Naskah, Efektif!
Menulis Naskah dengan Efektif
Halo para penulis, kali ini saya akan membocorkan 12 cara menulis naskah dengan efektif. Mau tahu? Simak baik-baik.
Yang pertama, selalu siapkan notes dan pulpen. Atau, bisa diganti dengan notes yang ada di ponsel. Tentu saja, ini untuk menulis ide-ide liar yang kita. Dapatkan secara spontan. Karena, ide bisa didapatkan. Di mana pun, dan dari siapa pun. Ide bisa berdasarkan dari pengalaman kita sendiri, dan pengalaman. orang lain. Dan, kekeliruan yang paling sering kita lakukan adalah kita merasa kita akan selalu ingat. dengan ide liar yang kita keluarkan. Padahal, bisa saja, lima menit kemudian kita lupa. Makanya, selalu catat.
Dua, ketika Kamu sudah yakin bahwa idemu akan menjadi sebuah naskah. Pastikan, alasan si tokoh, konfliknya, dan penyelesaiannya matang. Karena bagi saya, berbagai macam komponen dalam. novel itu penting. Tapi yang paling penting adalah, tiga hal tersebut. Tanpa ada alasan yang kuat, tanpa ada konflik yang kuat, dan tanpa ada penyelesaian yang bagus, pembaca tidak akan merasa. terikat dengan cerita yang kau ciptakan.
Tiga, jangan lupa riset. Agar latar belakang tokohmu tidak terasa tempelan, atau sebagai penghias semata. Kalau Kamu ingin membuat tokoh yang menyukai teh, perdalam tentang teh. Kalau Kamu ingin membuat tokoh seorang musisi, perdalam juga dunia musik. Jangan ragu untuk background riset ke sebuah tempat, di mana kamu akan membuat latar cerita, atau minimal googling, deh. Udah gampang, kok, sekarang.
Cara Menulis Naskah dengan Baik
Cara Menulis Naskah dengan Baik yang Keempat, matikan ponsel. Serius, ini penting banget. Ponsel itu mengganggu banget ketika kita nulis naskah. Bayangkan, lagi asyik-asyik nulis tahu-tahu gebetan nanya, “lagi apa?” Aduh, buyar semua ide. Makanya, mematikan ponsel itu penting. Dan kalau perlu, minta izin ke gebetanmu. Dan jelaskan, bahwa dirimu akan menulis naskah sejenak.
Lima, cari ruangan sunyi. Bisa ruangan peredam, atau bisa bisa di hutan. Hehe. Di ruangan bising pun sebenarnya boleh. Yang tidak ada dialog dari manusia-manusia lain. Karena itu menggangu banget dan cara menulis naskah diatas menjadi tidak efektif. Tapi, kalau kamu tidak bisa menghindari keramaian, mungkin bisa memakai headphone, nyalakan lagu, dan tentu saja lagunya yang tidak berlirik, dan tidak terlampau emosional. Ya, musik-musik instrumental yang menenangkan. Fungsinya agar tidak terdengar suara keramaian, dan bisa mengolah mood kita menjadi lebih tenang dan netral dalam menulis.
Enam, ketika pemikiranmu sudah terus mengalir seperti air, dan ketikanmu tidak bisa berhenti, jangan coba-coba memikirkan apa yang bagus, dan apa yang buruk. Karena itu akan membuat kita berhenti menulis sejenak, dan berpikir bahwa, “Aduh, kayaknya. ganti cerita aja, deh.” Padahal tidak perlu seperti itu. Mungkin saja, yang kita ketik itu sedang bagian garingnya. Dan itu bisa menjadi jembatan untuk bab berikutnya. Dan ini menyambung ke poin ke nomor tujuh, berhenti menjadi editor untuk diri sendiri.
Ketika kita masih sibuk menulis, baru dua halaman, ngedit lagi, baru tiga halaman, balik lagi untuk ngedit, baru empat halaman, “Aduh kayaknya kurang,”. Ngedit lagi, capek! Jadinya, kita melakukan dua hal sekaligus. Padahal tulis saja dulu, untuk masalah typo, atau diksi yang kurang, bisa diperbaiki nanti, kok.
BACA JUGA : 7 Cara Menerbitkan Buku Sendiri : Penerbit Buku dan Percetakan
Delapan, kalau. Delapan, kalau terkena writer’s block, tutup sejenak. laptopmu, atau gadget apa pun yang kau pakai menulis, pergi ke luar dari tempatmu menulis, jangan menulis apa pun, dan nikmati suasana. Bisa dengan menikmati kopi, menikmati senja, hujan, melakukan yoga. Ya, pokoknya bikin diri kita relaks. Karena, sering kali. kita tidak menyadari, bahwa sebetulnya writer’s block itu adalah reaksi otak kita sudah kecapean disuruh berpikir terus menerus. Dan yang ada ketika kita sedang capek adalah menilai seluruh naskah kita jadi sepenuhnya jelek.
Cara Menulis Naskah Secara Efektif
Cara Menulis Naskah Secara Efektif yang kesembilan, ketika naskahmu sudah beres, baca ulang dari awal, jangan malas. Di sinilah kita bisa memulai proses editing. Cari yang salah ketik, mana aja. Cari juga diksi yang sekiranya kurang enak, dan ingin dipercantik. Dan, cari juga plot yang dirasa menggangu atau masih bisa dipatahkan oleh orang lain. Atau bahasa kerennya, plot hole. Sepuluh, tutup naskahmu untuk proses pengendapan. Proses pengendapan ini bisa memakan waktu, bagi saya pribadi, ya, itu antara tiga bulan, sampai. bertahun-tahun. Tapi ya, tiap orang beda-beda proses pengendapannya. Ada yang cuma seminggu, ada yang sebulan. Intinya, endapkan dulu naskahmu. Jangan dibuka-buka lagi, sampai di periode waktu tertentu, buka kembali. Dan percaya deh, kamu akan menemukan banyak hal yang unik, janggal, atau lebih menarik ketika ditiadakan. Karena, ketika kita membaca ulang, setelah proses pengendapan, kita akan membaca dengan pemikiran yang lebih fresh.
Sebelas, jangan ragu atau malu untuk membacakan naskahmu kepada orang lain. Setidaknya, pada kamu sendiri, atau kalau kamu masih malu, bacakan pada diri sendiri, dengan suara yang keras. Karena membaca naskah sendiri dengan suara yang keras dan berintonasi, akan membuat kita sadar mana dialog dan monolog yang masih terasa aneh, mana adegan yang masih terasa rancu, dan lain sebagainya.
Dua belas, akhirnya meskipun merasa masih banyak ketidaksempurnaan dalam naskah yang kita buat, jangan ragu untuk mengirim naskah pada penerbit, dan saya akan merekomendasikan penerbit yang bagus untuk pemula maupun yang sudah profesional. Penerbit Uwais adalah penerbit indie di Indonesia yang menerima segala bentuk naskah dan prosesnya cepat. 3-4 minggu buku anda sudah jadi dan siap kirim. Cepat bukan? Dan telah melayani lebih dari 700 penulis dari seluruh Indonesia. Dan bukan hanya novel, bisa cerpen, puisi dan bahkan buku ajar untuk para bapak/ibu guru untuk mencerdaskan anak bangsa. Nah sampai disini pasti cara menulis naskah semua sudah paham dan kamu siap untuk menerbitkan naskahmu?